PMKRI Tomohon, Sumpah Pemuda dan Pesan Demokrasi

Monica Agatha Rares. Ketua Presidium Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Cabang Tomohon/ Foto. istimewa

Tomohon, PewartaSulut.com – Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober, menjadi momentum penting untuk merenungkan kembali semangat persatuan dan perjuangan para pemuda yang telah melahirkan bangsa Indonesia.

Di Sulawesi Utara, semangat ini tak hanya relevan dengan masa lalu, tetapi juga menjadi pijakan penting dalam menghadapi masa depan, khususnya dalam konteks demokrasi dan Pilkada.

Monica Rares, Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Tomohon, menegaskan bahwa peran pemuda dalam demokrasi sangat krusial.

“Pemuda adalah agen perubahan dan penggerak utama dalam membangun demokrasi yang sehat,” ujar Monica.

Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif pemuda dalam proses politik, mulai dari memahami isu hingga menyalurkan aspirasi.

Namun, realitas di Sulawesi Utara menunjukkan bahwa partisipasi pemuda dalam politik masih tergolong rendah. Kurangnya pemahaman tentang sistem politik, apatisme, dan kurangnya akses terhadap ruang politik menjadi beberapa faktor penghambat.

Monica melihat bahwa banyak pemuda yang masih merasa apatis terhadap politik, mereka merasa tidak memiliki pengaruh dan tidak peduli dengan proses politik yang terjadi.

Menjelang Pilkada, peran pemuda semakin penting. Monica mengajak para pemuda untuk menjadi pemilih cerdas dan kritis.

“Pemuda harus mampu memilih pemimpin yang benar-benar berkompeten dan memiliki visi untuk membangun Sulawesi Utara yang lebih baik,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya peran pemuda dalam mengawal proses demokrasi agar berjalan dengan jujur dan adil.

Tantangan yang dihadapi pemuda dalam berdemokrasi di Sulawesi Utara tidaklah mudah, kurangnya akses terhadap informasi politik, rendahnya literasi politik, dan manipulasi informasi menjadi beberapa kendala yang perlu diatasi.

Monica menekankan pentingnya peran pendidikan politik bagi pemuda.

“Pemuda harus diberikan pemahaman yang benar tentang demokrasi dan sistem politik,” ujarnya.

Dalam konteks Pilkada, Monica mengajak pemuda untuk menjadi agen perubahan yang positif.

“Pemuda harus berani bersuara, mengawal proses demokrasi, dan memilih pemimpin yang benar-benar pro-pemuda,” ungkapnya.

Ia berharap agar Pilkada di Sulawesi Utara dapat menjadi momentum bagi pemuda untuk menunjukkan peran aktifnya dalam membangun masa depan daerah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *