Goni/PewartaSulut.com
Sulawesi Utara – Meningkatnya angka kasus bunuh diri di Manado dan Sulawesi Utara akhir-akhir ini menjadi perhatian serius.
Alvin Roghu, aktivis Sulawesi Utara, mantan Ketua Presidium PMKRI Tondano, dan alumni Jurusan Psikologi Universitas Negeri Manado, memberikan pandangannya mengenai fenomena ini.
Pada media ini, Ia menjelaskan faktor-faktor penyebab dan solusi untuk mencegahnya. Kamis, (15/05/2025).
“Memang akhir-akhir ini Sulawesi Utara, khususnya Manado, marak dengan kasus bunuh diri,” ungkap Alvin Roghu mengawali penjelasannya.
Ia menekankan pentingnya memahami apa itu bunuh diri sebelum membahas penyebabnya.
Alvin menjelaskan bahwa bunuh diri merupakan tindakan yang kompleks dan dipengaruhi berbagai faktor, baik psikologis maupun sosial.
Faktor psikologis meliputi depresi, gangguan kecemasan (anxiety disorders), trauma, stres, dan gangguan kepribadian.
Sementara itu, faktor sosial meliputi kemiskinan, kesulitan ekonomi, kurangnya dukungan sosial, diskriminasi, stigma negatif, dan perasaan kesepian.
“Selain faktor psikologis, faktor sosial juga sangat berpengaruh. Kemiskinan, kurangnya dukungan, dan stigma terhadap masalah mental dapat mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri,” jelasnya.
Alvin memaparkan tahapan yang biasanya dilalui seseorang sebelum melakukan bunuh diri.
Tahap pertama adalah predisposisi, di mana individu mengalami faktor-faktor penyebab seperti gangguan mental, trauma, atau stres.
Tahap kedua adalah ideasi, munculnya ide untuk bunuh diri.
Tahap ketiga adalah perencanaan, di mana individu menentukan cara, waktu, dan tempat bunuh diri serta melakukan persiapan.
Tahap keempat adalah aksi, seperti membeli alat untuk bunuh diri, menulis surat wasiat, atau mengucapkan selamat tinggal.
Tahap terakhir adalah kematian.
Untuk mencegah tindakan bunuh diri, Alvin Roghu memberikan beberapa saran kepada masyarakat.
“Jaga kesehatan mental dengan berolahraga, bermeditasi, atau melakukan hobi. Jalin hubungan sosial yang kuat, fokus pada solusi masalah, dan jaga pola hidup sehat,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya tidak ragu mencari bantuan profesional jika mengalami masalah mental atau emosional.
“Jangan ragu untuk mencari bantuan psikolog atau tenaga kesehatan mental lainnya. Jangan merasa malu atau takut untuk meminta pertolongan,” tegasnya.
Alvin juga menekankan peran penting lingkungan sekitar dalam mencegah bunuh diri.
“Perhatikan perubahan perilaku anggota keluarga atau teman. Dengarkan dan beri dukungan kepada mereka yang sedang mengalami masalah mental. Hindari stigma negatif terhadap masalah kesehatan mental,” imbuhnya.
Ia menyarankan agar masyarakat bersama-sama melakukan kampanye kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental dan bahaya bunuh diri.
“Kita perlu memberikan pendidikan kesehatan mental dan dukungan dari profesional, serta bersama-sama melawan stigma yang ada,” lanjutnya.
Ia menyarankan Pemerintah, khususnya di Sulawesi Utara untuk memberi perhatian mengenai kesehatan mental.
“Bisa saja pemerintah selain memberikan melaksanakan pemeriksaan kesehatan mental bersamaan pemeriksaan kesehatan gratis,” Tutupnya.
Angka bunuh diri yang kerap terjadi cukup menjadi perhatian masyarakat saat ini, dan menuntut perhatian lebih dari berbagai stakeholder.