Goni/PewartaSulut.com
Dunia Katolik menyambut gembira terpilihnya Paus baru, Leo XIV, setelah proses pemilihan yang menegangkan di Kapel Sistina, Vatikan.
Pengumuman resmi datang pada Kamis, (08/05/2025) malam waktu setempat, ditandai dengan mengepulnya asap putih dari cerobong Kapel Sistina yang menandakan berakhirnya Conclave.
Conclave, yang digelar secara tertutup, melibatkan 133 kardinal elektor dari seluruh dunia.
Proses pemilihan Paus baru ini menandai berakhirnya masa berkabung setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April lalu.
Paus Leo XIV, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Robert Francis Prevost, secara resmi menerima mandatnya sebagai pemimpin Gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan.
Pemilihannya mengukuhkan harapan banyak pihak terhadap kepemimpinan yang lebih progresif dan berfokus pada isu-isu global.
Nama Paus baru, Leo XIV, dipilih untuk menghormati Paus Leo XIII yang dikenal karena perannya dalam pembaruan Gereja Katolik.
Ini menandakan tekad Paus baru untuk melanjutkan warisan reformasi dan adaptasi Gereja terhadap tantangan zaman.
Pemilihan Paus Leo XIV telah menyita perhatian dunia.
Konklaf kali ini, yang mayoritas diisi oleh kardinal dari negara berkembang, dianggap sebagai tanda perubahan dalam dinamika Gereja Katolik.
Paus Leo XIV dalam pidato pertamanya setelah terpilih menyampaikan pesan yang sarat makna, menekankan komitmennya untuk memperjuangkan keadilan sosial, toleransi, dan dialog antar-agama.
Ia juga berjanji untuk meneruskan misi Paus Fransiskus dalam menjaga kesatuan dan persatuan umat Katolik di seluruh dunia.
Terpilihnya Paus Leo XIV menjadi tonggak sejarah baru bagi Gereja Katolik.
Dunia menantikan kepemimpinannya dalam menghadapi berbagai tantangan global, seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan konflik agama.
