Andri / pewartasulut.com
BITUNG,
Wakil Walikota Bitung, Hengky Honandar dan Forkopimda, melepas pawai prosesi Goan Siao, atau lebih dikenal Cap Go Meh, di Klenteng Seng Bo Kiong, pada Rabu, 12/2/25.
Bagi warga Tionghoa di Kota Bitung prosesi Cap Go Meh, bertepatan dengan Purnama Agung, dalam penanggalan imlek, membawa berkat tersendiri.
“Diijinkannya prosesi Goan Siao keluar dari lingkungan Klenteng Seng Bo Kiong ini, mampu mengusir hawa jahat, dan alam selaras, serta negara makmur,” kata Rohaniwan Rolly Ciwulusan.
Dua orang Tangsin yang merupakan utusan Tuhan ke muka bumi, sebagai penebusan, untuk mengusir hawa jahat.
Wakil Walikota Bitung, sekaligus Walikota Bitung terpilih, pilkada serentak berharap, prosesi Cap Go Meh meningkatkan kerukunan umat beragama, serta seluruh masyarakat kota Bitung kerja sama dalam pembangunan.
“Momentum Cap Go Meh ini hendaknya menjadi perekat kerukunan umat beragama dan suku yang ada di kota Bitung. Dengan kerukunan dan kerja sama, kedamaian dan kemakmuran akan tercapai,” harap Honandar.
Suasana Bhineka Tunggal Ika, nampak dalam pawai Cap Go Meh. Pasalnya berbagai budaya etnis, tampil berpartisipasi sepanjang jalur pawai tersebut.
Seni Barongsai dan Naga, Tari Kabasaran, Musik Bambu, serta Reog Ponorogo meramaikan pawai cap go meh.
Ribuan warga memadati sepanjang jalur pawai. Prosesi Cap Go Meh ini menyedot animo wisatawan mancanegara dan domestik. Tahun baru imlek hingga prosesi Cap Go Meh, menjadi agenda wisata religi lokal Kota Bitung.